"Sebuah kesendirian manusia dengan tubuh yang memiliki ruang sendiri dalam setiap geraknya, dalam waktu yang sudah ditentukan berada pada sebuah tempat yang juga memiliki ruang sendiri. Tempat tersebut adalah pergola, sebuah bangunan berstruktur yang terbentuk oleh titik-titik pertemuan garis yang saling jalin menjalin."
Pergola adalah bangunan berstruktur yang biasanya terbuat dari kayu,besi, atau alumunium. Pergola merupakan sebuah bangunan fungsional, yaitu sebagai tempat bertumbuhnya tanaman merambat, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan rapi dan terlihat indah. Fungsi yang lain adalah sebagai pengisi lahan suatu taman yang tujuannya untuk memisahkan area patio dengan area taman yang lain, sehingga taman menjadi lebih teduh sekaligus mempercantik taman tersebut. Selain itu pergola juga bisa berfungsi sebagai peneduh area stepping stone sekaligus menjadi penunjuk arah jalan.
Pergola adalah bangunan berstruktur yang biasanya terbuat dari kayu,besi, atau alumunium. Pergola merupakan sebuah bangunan fungsional, yaitu sebagai tempat bertumbuhnya tanaman merambat, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan rapi dan terlihat indah. Fungsi yang lain adalah sebagai pengisi lahan suatu taman yang tujuannya untuk memisahkan area patio dengan area taman yang lain, sehingga taman menjadi lebih teduh sekaligus mempercantik taman tersebut. Selain itu pergola juga bisa berfungsi sebagai peneduh area stepping stone sekaligus menjadi penunjuk arah jalan.
Ketertarikan Agus " Mbendhol" Margiyanto sebagai koreografer terletak pada struktur pergola yang berupa garis-garis dan saling menjalin serta ditopang oleh beberapa tiang. Hal tersebut telah memunculkan titik-titik pertemuan sehingga terciptalah sebuah bentuk yang memiliki ruang. Terbentuknya ruang tersebut menjadi sesuatu yang menarik bagi saya sebagai ruang eksplorasi tubuh penari kedalam sebuah bentuk koreografi.
Karya ini adalah sebuah usaha bagaimana ruang yang dihadirkan oleh tubuh yang akhirnya tubuh memiliki ruang sendiri., ketika pada waktu tertentu berada dalam sebuah tempat yang juga memiliki ruang, mampu menghadirkan sebuah sinergi menjadi sebuah bentuk pertunjukan, dalam hal ini tari.
Karya ini adalah sebuah usaha bagaimana ruang yang dihadirkan oleh tubuh yang akhirnya tubuh memiliki ruang sendiri., ketika pada waktu tertentu berada dalam sebuah tempat yang juga memiliki ruang, mampu menghadirkan sebuah sinergi menjadi sebuah bentuk pertunjukan, dalam hal ini tari.
Tubuh yang mampu menciptakan suatu gerakan atau bentuk telah menghadirkan ruang tersendiri. Tubuh yang hadir sebagai obyek berada pada sebuah bangunan konstruksi benda (pergola) yang berfungsi sebagai setting, menjadi sebuah kolaborasi yang mampu menciptakan ruang imajiner yang beragam. Munculnya ruang-ruang imajiner yang dihasilkan dari visual “perkawinan” antara struktur koreografi dengan struktur setting, menjadikan ruang-ruang tersebut memiliki bahasa atau pesan yang kaya makna.
Susunan koreografi yang ada dalam karya ini tidak terbingkai oleh sebuah tema cerita, akan tetapi alur pertunjukan menjadi prioritas yang tidak bis ditinggalkan. Dengan membebaskan tubuh untuk merespon ruang yang ada, diharap memunculkan berbagai macam interpretasi secara natural dan alamiah dari tubuh tersebut. Sehingga penonton juga memperoleh kebebasan untuk berimajinasi dari sajian yang dilihat dan dirasakan. Sekali lagi bahwa koreografi ini sengaja untuk tidak memberikan penceritaan tertentu. Karena beberapa pemaknaan yang muncul karena inderawi penonton akan menciptakan sebuah alur cerita sendiri. Akan tetapi saya berusaha memunculkan tema kesendirian. Tema tersebut merupakan hasil pengembangan dari imajinasi yang dihadirkan.
0 komentar:
Posting Komentar