KONSEP TEKNIK TARI JAWA GAYA SURAKARTA
KONSEP HASTHA SAWANDA
- Pacak
Pacak berarti solah tingkah kang dgawe becik,menganggo apik,artinya segala tingkah laku yang dibuat bagus,dan mengenakan sesuatu secara tepat. Pacak dalam hal ini berarti teknik karakter yang berujud fisik yang dikenakan pada penari untuk membawakan karakter tertentu. Dalam membawakan atau memerankan karakter tertentu tidak lapas dari interpretasi terhadap peran yang dibawakan. Oleh karena penari dalam ekspresinya melalui gerak maka interpretasi dari karakter itu diujudkan dalam pola/bentuk gerak tertentu serta kualitas gerak tertentu untuk mewujudkan karakter yang dibawakan.
- Pancat
Dalam bahasa Indonesia diinjak,hal ini dapat dianalogkan dalam konsep tari Hastha Sawanda berarti yang tiap pijakan dalam tiap-tiap sekaran merupakan teknik hubungan seluruh medium gerak yang menjadi satu kesatuan utuh. Apabila dirinci tiap tarian terdiri dari beberapa sekaran yang merupakan satu kesatuan utuh untuk mengungkapkan suatu bentuk estetik kepada penikmat seni.antara sekaran yang satu dengan sekaran yang lain pada pemangku irama tertentu pelaksanaannya dibutuhkan suatu teknik penggabungan yang terampil sehingga tidak kelihatan adanya janggalan dalam melakukan gerak. Peralihan gerak oleh penari diperhitungkan dalam tempo dan pada irama tertentu sehingga terasa enak dilihat dan dilakukan.
- Lulut
Kata lulut menurut Kamus Bausastra Jawa oleh S. Pawiroatmojo berarti laras atau selaras,bila ditarik benang merah dengan konsep tari Hastha Sawanda berarti teknik tubuh yang bergerak yang mewadahi,artinya gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tubuh sebagai media untuk menyampaikan ide estetik yang ada pada satu bentuk ciptaan karya tari,yang sampai bukan teknik tubuh itu sendiri melainkan esensi tari yang sampai pada penikmat seni.
- Luwes
Luwes dalam bergerak artinya apapun yang dilakukan atau bentuk-bentuk gerak yang dilakukan menjadi baik dalam arti kualitas geraknya. Titik berat konsep luwes dalam Hastha Sawanda terletak pada kreativitas menemukan jati diri tiap-tiap orang secara khusus. Selain itu gerak yang dibawakan sesuai dengan karakter yang tertentu dengan menggunakan pola-pola gerak yang tidak terlihat janggal,enak dipandang.
Luwes dalam konsep Hastha Sawanda juga berarti kualitas gerak yang yang dihasilkan mampu mewadahi ide estetik dengan teknik gerak yang dipilih serta pelaksanaan gerak mengalir tanpa terbebani,gerak itu sudah menyatu dengan penarinyasehingga yang muncul bukan penari perorangan melainkan tari itu sendiri yang berkomunikasi dengan penikmat seni.
- Ulat
Ulat dalam konsep tari Hastha Sawanda berarti pandangan mata serta ekspresi wajah yang mendukung pembawaan karakter. Konsep pandangan mata pada tari tradisi gaya surakarta merupakan indikasi karakter tertentu yang diikuti ekspresi wajah serta bentuk rias yang disaputkan pada wajah. Tebal dan tipisnya rias bias menentukan polatan atau pandangan mata. Pada tari tradisi gaya Surakarta bentuk polatan mata ada 2 yaitu putri luluh dengan pandangan mata diagonal kebawah (karakter halus) dan putri lanyap dengan pandangan mata lurus kedepan (karakter agresif).
Pada tari putra gaya Surakarta juga ada 2 karakter putra lanyap dalam menentukan arah pandangan mata yaitu putra luruh dan putra lanyap atau longok.
- Wiled
Wiled merupakan teknik gerak kreatif dari seorang penari yang berujud variasi gerak sesuai dengan kamampuan penari,atau juga penari yang kreatif dalam menyajikan gerakan dengan teknik gerak khas pada diri penari itu sendiri. Wiled setiap penari akan mewujudkan rasa tersendiri maskipun sama motif gerak yang dilakukan oleh penari lain. Contoh sama- sama bentuk entragan tetapi akan lain rasanya jika dilakukan dengan wiled yang berbeda.
- Gendhing
Gendhing dalam konsep tari Hastha Sawanda merupakan penguasaan iringan tari oleh setiap penari sehingga dapat dijadikan landasan untuk membangun interpretasi terhadap gerak maupun sebagai koridor teknik pelaksanaan gerak yang diharapkan dapat memenuhi salah satu unsur untuk mencapai teknik estetik. Seorang penari mampu menafsirkan “rasa” gendhing yang dipergunakan untuk mentransformsikan kedalam “ rasa gerak “ penari dengan menggunakan interpretasi serta ketrampilan yang dimilikl sehingga karya ciptaan menjadi utuh. Penari juga harus mampu menafsirkan jiwa gendhing yang mengiringinya,hal ini karena semangat atau jiwa yang hidup muncul dalam teknik yang disajikanoleh penari dengan segala kemampuandan ketrampilan terutama interpretasi untuk menciptakan bentuk dan pola gerak yang sesuai dengan jiwa gendhing. Konsep gendhing didalamnya juga tercakup lagu yang menunjukan pada pola tabuhan, irama, laya (tempo), rasa seleh,kalimat lagu dan juga penguasaan tembang maupun narasi yang digunakan. Seorang penari diusahakan mampu menggunakan lagu sebagai sarana untuk menciptakan penghematan gerak sehingga rasa gerakakan mudah diciptakannya.
8. Irama
Irama dalam konsep Hastha Sawanda yaitu menggunakan gendhing sebagai medium untuk mewujudkan alur garap tari keseluruhan. Dalam menggunakan gendhing yang menunjuk hubungan gerak diperlukan teknik pelaksnaan seperti nudak,nujah,nggandhul,mungkus,kontras,sejajar,cepat,dan lain-lain. Teknik gerak ini penting dikuasai penari untuk mewujudkan bentukdinamik (estetik)secara keseluruhan.